Menentukan Harga Jual Aksesoris Manik-Manik

By Koleksikikie Jumat, 22 Agustus 2008

Share Tweet Share Share Email

"Kie... mau curhat nih, sekarang aku sudah bikin lumayan banyak lho gelang dan kalung manik-manik gitu... recananya sih mau aku jual gitu kie, apalagi kan bentar lagi lebaran...pasti banyak orang pengen tampil keren donk pas keliling ketemu sodara atau temen, tapi gimana ya kie, aku bingung deh nentuin harga jualnya gimana... bagi dunk kie tipsnya..."

Wah sip nih sahabat...
kalau sudah bisa bikin aksesoris lumayan banyak, berbagi kebahagiaan dengan orang lain jelas sangat dianjurkan (bc: dijual... hehehehe, supaya yang cantik nggak kita sendiri aja dunk pren, bagi-bagi ama yang lain huhehehehehe). Cuman biasanya sebagai pedagang baru kita masih suka bingung ya, untuk menetapkan harga yang tepat untuk karya kita, alasan utama biasanya karena maish nggak PeDe... duh ada nggak ya yang beli kalau dijual ntar ^_~ secara sederhana, kira-kira hal-hal berikut inilah yang bisa kita pertimbangkan sebelum menentukan harga jual :

1) Harga Bahan Baku
Karena jelas beda dunk ya, gelang dari bahan kristal swaroski dengan manik kaca biasa ^_^ cuma kadang penyakit kita nih pren, karena udah kelamaan beli bahannya jadi suka lupa dulu harga belinya berapa (hehehehe... penyakit gue sih benernya)
Tipsnya : di box tempat kita biasa nyimpen manik-manik, tempelin aja stiker kecil gitu... tulis harga perbutir maniknya... cara ini akan mencegah kita kalah sebelum perang, maksudnya belum ada yang beli tapi sudah jelas rugi huehehehe....

2) Ongkos Produksi
Berdasar ilmu manajemen, biaya ini seharusnya meliputi semua cost terkait proses produksi, mulai dari listrik yang digunakan, sewa tempat, biaya tenaga kerja dll. Tapi buat bisnis sederhana yang sifatnya rumahan kaya koleksikikie, biar gampang kita cukup menghitung biaya tenaga kerja, yakni harga yang dibayar orang atas pengerjaan aksesoris yang telah kita lakukan, dengan mempertimbangkan beberapa hal speerti : tingkat kerumitan, kreatifitas memilih warna dan bahan, keunikan model yang kita buat.
Penyakitnya nih pren, kalau ini proyek perdana kita untuk jualan, biasanya kita suka 'lupa' memperhitungkan biaya produksi ini, biasnaya karena alasan masih belum Pede... yang penting laku dulu, ntar kalau udah punya langganan baru deh dinaikin ^_^ that's nice girl... tapi umumnya pelanggan kita akan shock kalau harga pembelian berikut jauh lebih tinggi dari harga awal. Trus seberapa pantas harga untuk hasil karya kita ini?
Tipsnya: coba bayangkan seandainya kita nyuruh orang untuk ngerjain aksesoris tersebut, berapa kira-kira harga yang pantas diterima orang tersebut ^_^ nah itulah harga minimum yang layak kita dapatkan, bisa lebih tinggi... tapi juga jangan kemahalan demi meraih hati pelanggan.

3) Biaya Pemasaran
membuat aksesoris jelas bukan sesuatu yang gampang, butuh ketelitian, belum lagi kalau tangan harus kapalan ^_^ tapi menjualnya jelas membutuhkan skill dan keberanian. Bersyukur banget kalau temen-temen punya kedua hal ini secara bersamaan, tapi kalau kita masih termasuk yang hanya bisa membuat belum jago memasarkan, maka perlu kita alokasikan sedikit biaya untuk teman-teman kita yang berjasa menjualkan dagangan kita ini pren.

TIPS : persentase bagi teman-teman reseller biasanya berkisar 10 s.d 25% dari harga jual tergantung kebijakan kita, agar nilainya cukup menggiurkan sarankan kepada teman reselelr untuk mengambil dalam jumlah banyak

4) Biaya Tambahan
Jenisnya bisa macem-macem pren, tapi contoh yang paling sering adalah kemasan. Kemasan yang menarik akan otomatis meningkatkan harga jual. Bagi pelangganpun ada kepuasan tersendiri ketika menerima barang dalam kemasan yang oke. Untuk permulaan kita bisa membeli buku tentang cara membuat kemasan sendiri, tapi kalo proses produksi sudah lancar ada baiknya menyerahkan pembuatan kemasan ini kepada mereka yang secara khusus bergerak di bidang tersebut. Kenapa kie... bukannya lebih hemat bikin sendiri?
Ngitungnya gini pren, kalau dalam satu jam kita bisa bikin 2 kalung yang dijual dengan harga 50.000/pc atau box 10 buah yang harganya Rp 2.000/pc. Jelas waktu satu jam itu lebih berharga untuk kita pakai bikin kalung ^_~

5) Cek Harga Pasar
Nah kalau dari semua biaya tadi sudah kita dapet ancer-ancernya, jangan lupa untuk cek harga pasar dulu. Berapa harga yang umumnya dipakai pedagang lain untuk menjual produk sejenis ^_^ Tapi setelah tau harga pasar, nggak harus kita jual dengan harga lebih rendah lho sahabat... dijual dengan harga lebih tinggi pun nggak masalah asalkan kita bisa menjelaskan letak keunggulan dari produk kita ini. Hal ini terkait erat dengan siapa target market kita... karena harus disadari pasar potensial pengguna aksesoris justru kalangan middle up, yang memang memiliki kebutuhan akan Gaya dan Prestige. (syukur -syukur kalau bisa tetep gaya dengan harga terjangkau... hehehehe gue banget nih)

Kalau sudah punya bekal informasi ini, semoga nggak bingung lagi ya menentukan harga jual ^_^ Produk dengan harga murah jelas menjadi penarik perhatian calon konsumen sahabat, tapi kita juga punya misi yang berat untuk menghindari image murahan dari karya yang kita buat. Tentang bagaimana trik menjalankannya... pasti temen-temen punya cara masing-masing. Happy Ngeronce dear...

asyikkk sudah selesai,
ayo Ma kita maen lagiii... mama jadi kudanya ya (dims)