whua... ini sih bisa dimana-mana sahabat, tapi dari pengalaman saya... pelanggan potensial itu bisa ditemukan dengan mudah di:
1) lingkungan sekitar kita...
umumnya mereka tertarik untuk belajar membuat karena telah melihat secara langsung aksesoris yang kita pake tiap hari ^_^, bisa gonta-ganti sesuai baju yang kita pake, udah gitu nggak harus keluar modal banyak speerti saat harus beli jadi di toko...
calon customer dari kelompok ini biasanya : sodara dekat, teman kantor, sahabat kulah, tetangga ^_^
Kelemahannya : karena sudah kenal kelewat baik, biasanya kita jadi sungkan buat netapkan tarif secara profesional, bahkan tak jarang kursus gratis nya berlangsung sepanjang hari (dengan dilengkapi berita dan gosip gosip hot pertemanan hehehe)
2) mereka yang mengagumi karya kita, tanpa tau siapa kita
Biasanya kelompok ini tertarik untuk belajar cara membuat aksesoris, karena jatuh cinta pada karya-karya yang kita buat... nah calon pelanggan dari kelompok ini adalah pelanggan paling menyenangkan ^_^ karena mereka cenderung berinisiatif untuk menanyakan terlebih dahulu berapa biaya kursus serta tata cara mengikutinya ^_^
Kelemahannya : karena mereka belum kenal betul dengan kita, plus lokasi rumah jauh dari tempat kursus, serta mungkin juga paket belajar yang disediakan tidak sesuai kebutuhan, nggak semua yang nanya-nanya ini kemudian pasti akan menjadi pelanggan kursus manik-manik kita ^_^
3) sesama pecinta manik-manik
Nah yang ini bisa kita temukan dari acara kenalan yang sengaja yakni diawali dgn saling kirim email atau chatting lewat komunitas jejaring sosial... atau yang nggak sengaja misalnya di lokasi hunting manik-manik... pas lagi sama-sama belanja bahan, eh tiba-tiba terlibat obrolan seputar "mau bikin apa, ini bros buatannya ya mbak, nerima kursus apa enggak, dst"
kelemahannya : calon peserta kursus yang ini relatif paling aman sih ^_^ karena sudah terjalin komunikasi awal atas minat yang sama... biasnaya orang-orang kelompok ini penuh semangat (rela naik bis gonta-ganti demi sampai di rumah kita) dan menyadari bahwa ada harga yang harus di bayar untuk ilmu yang diterima
Trus gimana donk kie nentukan harga kursus yang wajar dan masuk akalnya?
kalau masih pertama pasti deh kita suka pusiiiinggg nentukan berapa harga yang pas, belum lagi mau ngajarin materi apa juga bingung ^_^ tapi secara umum ada beberapa alternatif yang bisa kita pilih prend :
Pendekatan materi
Kalau pake versi ini... orientasinya adalah, peserta kursus akan bisa membuat satu aksesoris jenis tertentu setelah kursus berakhir. Misal kita kasih judul "kursus membuat bros wire"
agar lebih mantaff... sertakan foto project bros yang akan dibuat.
sebelum mencantumkan tarifnya... jangan lupa beri keterangan tingkat kesulitan pembuatan bros ini, bahan serta materi apa yang akan diterima, serta durasi waktu pelaksanaan kursus.
kesulitannya : kadang peserta nggak begitu bisa mengukur diri... masih di tingkat pemula atau mahir untuk mengikuti materi kursus tertentu, akibatnya kalau di dalam satu kelas ada 1-2 orang yang ritme kerjanya lebih lambat di banding peserta lain, maka kelas akan jadi luamaaaaaa selesainya ^_^ Dan karena kita secara tidak langsung sudah menjanjikan bahwa peserta yang telah lulus kursus ini pasti menguasai materi tsb... maka kita akan sulit menghilangkan perasaan berdosa, kalau ada yang sampai akhir kursus... masih nggak bisa-bisa juga hehehe
Pendekatan Waktu
Kursus ini biasanya menentukan tarif berdasarkan durasi waktu yang dibutuhkan peserta untuk materi yang ingin dipelajari. Kelebihannya peserta bisa berinisiatif sendiri menentukan materi mana yang ingin dipelajari.. dengan menyesuaikan pada minat, kemampuan, serta alasan-alasan pribadi lain yang mereka miliki
kesulitannya : kalau dapet peserta yang canggih dalam durasi waktu 2 jam bisa ngajar lebih dari satu materi... maka bisa dibilang harga kursus untuk materi tersebut menjadi lebih murah, karena bahan dan ilmu yang ditrima peserta lebih banyak... tapi jelas cara ini cocok untuk membuat peserta kursus lebih bertanggungjawab dan nggak malah berlama-lama untuk menguasai materi yang diajarkan ^_^ karena kadang kalau udah kumpul rame-rame jadi banyak topik bahasan yang perlu di obrolin, walhasilllll kursusnya nggak selesai-selesai hehehehe
Tapi sebelum mengajarkan apapun itu kepada siapapun itu...
yang harus dipahami dan kita sadari adalah, niatnya harus bener-bener kuat, tulus dan suci my prend... (hiahahaha... bagaikan kisah cinta di sinetron yak).
karena membagikan ilmu itu... walaupun keliatannya mudah dan cuma gitu-gitu aja ^_^ kegiatan ini cukup menyita energi dan pikiran... harus lebih sabar menghadapi berbagai jenis tipe orang...
Sehingga pada akhirnya kita nggak sekedar mengejar rupiah yang besar, namun juga amalan ibadah yang berlimpah.. jiaaahhh gaya bener dahhh!!!
Jadi jangan mikir kelamaan buat berbagi ilmu sahabat... karena SEKARANGlah saat yang paling tepat (kie)
Horeee ada seri II nya, makasi ya kiiiieee udh sharing.. Mdh2an makin byk rejekinya, amiinnn..
BalasHapusPerasaan pertamax trs nih ngsh komennya, hihi..
BalasHapusKie, klo yg mau belajar itu lawan jenis kayak apa?
BalasHapusSiip sharingnya...btw mau urun pendapat, kalau waktu yang jadi masalah (pendekatan waktu) sebaiknya kita membatasi jumlah murid juga, ya ga bun? ;)
BalasHapusduhhh...kok aku bisa ketinggalan baca yg ini sih huhuhuhu.....
BalasHapusWah ini dia jawaban pertanyaanku mba Kie.^^
BalasHapusTapi yang bingung kadang nentuin tarifnya mba.Apalagi kalo ngajar yang jauh lebih tua/Ibu-Ibu. Aku tau ibu-ibu duitnya banyak..tapi malah gak enak netapin tarif.apalagi abis itu dibayarin makan hahahahha :D
Mbak Kie... terimakasih ya.
BalasHapusSangat bermanfaat nih... soalnya udah ada yg minta diajarin.
Tp betul banget kalo dari pertemanan susah menentukan biaya...
Thanks sharingnya ya 'kie.. ^.^
BalasHapusTFS ^_^
BalasHapusmakasih ya Kie....
BalasHapus